hay saya membagikan video bagi kamu pengemar Donald Duck
-
This is Slide 1 Title
This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...
-
This is Slide 2 Title
This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...
-
This is Slide 3 Title
This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...
Kamis, 21 April 2016
Gambar Winnie The Pooh and Donald Duck & Nephews - Truant Officer Donald
By Unknown at 02.01
No comments
hay saya membagikan video bagi kamu pengemar Donald Duck
Senin, 18 April 2016
By Unknown at 02.26
No comments
Pendahuluan
Buku Inilah Dahlan
Itulah Dahlan merupakan buku yang dilatarbelakangi oleh kebutuhan aspirasi
masyarakat dalam menyumbangkan pemikirannya mengenai sosok Dahlan Iskan. Dahlan
Iskan berharap buku ini dapat menjadi media yang menampung tulisan-tulisan
masyarakat yang tidak mungkin dipublikasikan oleh media koran, khususnya yang
tidak dapat dipublikasikan di Jawa Pos. Hal ini disebabkan karena adanya kode
etik yang mengatur publikasi. Untuk menjaga independensi Jawa Pos sebagai media
pemberitaan, Jawa Pos memiliki kebijakan untuk menjaga jarak, untuk tidak
terlalu dekat terhadap siapapun, termasuk pada Dahlan Iskan yang notabene
mantan pemilik Jawa Pos.
Dalam buku “Inilah
Dahlan Itulah Dahlan” banyak pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini.
Setidaknya terdapat 31 penulis atau narasumber yang ikut terlibat yaitu
Abdillah Toha (anggota DPR periode 2004-2009), Ahmad Jauhari (wakil pimpinan
umum Bisnis Indonesia), Amalia E. Maulana (pakar branding),
Amang Mawardi (wartawan senior dan mantan GM tabloid Jawa Anyer),
Arief Budisusilo (pemimpin redaksi Bisnis Indonesia), Ary Ginanjar
Agustian (pendiri ESQ Leadership Center), Denny Indrayana (staf khusus presiden
Bidang Hukum dan Pembrantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), Desmon Silitonga
(analis di PT Millenium Danatama Asset Management), Dewa Gde Satrya (aktif
menulis tentang pariwisata di berbagai media massa Jawa Pos dan Bali Pos),
Djoko Pitono (jurnalis dan editor buku), Efnu Subiyanto (karyawan bidang
logistic Semen Gresik), Errol Jonathans (CEO Suara Surabaya Media),
Hasibullah Sastrawati (alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Analisisnya
yang tajam sering muncul di Jawa Pos dan Media
Indonesia), J. Sumardijanta (penulis aktif di Jawa Pos), Karim
Raslan (penulis terkemuka asal Malaysia), Linda Djalil (wartawan majalah Tempo dan Gatra),
Lukito Edi Nugroho (Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada), Mahfud M.D
(mantan anggota DPR RI), Muhadjir Effendi (Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang), Owen Podger (Governance Adviser asal Australia), Reza Indra Giri
Amriel (konsultan reformasi yudisial di UNODC), Rhenald Kasali (pakar manajemen
terkemuka di Indonesia), Rosdiansyah (alumnus ISS Belanda), Saifullah Yusuf
(tokoh muda dari kalangan NU), dan Sirikit Syah (mantan wartawan Surabaya
Pos).
Buku “Inilah Dahlan,
Itulah Dahlan” disusun oleh Taufik Lamade dan Rohman Budijanto. Taufik Lamade
merupakan editor senior Jawa Pos. Dia pernah menjadi redaktur
pelaksana dan kini menjabat ketua dewan redaksi Jawa Pos Radar.
Sedangkan Rohman Budijanto merupakan mantan Pimpinan Redaksi Jawa Pos.
Selain sebagai editor senior, dia juga menjabat sebagai direktur eksekutif JPIP
(Jawa Pos Institute of Pro Otonomi).
Identitas Buku
Judul
buku :
Inilah Dahlan Itulah Dahlan
Penyusun
: Taufik
Lamade dan Rohman Budijanto
ISBN
: 978-602-9498-88-2
Penerbit
: Noura
Books (PT Mizan Publika)
Tahun
Terbit` : 2012
Cetakan
: 1
Ukuran
Buku : 14 x 21 cm
Tebal
Buku : 250
halaman
Gambaran Isi Buku
Judul
: Inilah Dahlan Itulah Dahlan
Bidang
: Biografi tokoh
Tema
: Penilaian mengenai sosok Dahlan Iskan
Isi
Pokok
: Penilaian mengenai sosok Dahlan Iskan dari berbagai sudut pandang orang-orang
yang berada disekitarnya.
Sinopsis
Dengan terpilihnya Dahlan Iskan sebagai menteri BUMN, Amalia E. Maulana
mengatakan bahwa Dahlan menjanjikan sesuatu yang kritikal, yaitu perubahan.
Dahlan menyatakan dirinya mengubah gaya dari gaya menteri menjadi gaya pemimpin
perusahaan, seorang chairman atau chief executive
officer (CEO), bukan lagi birokrat. Perubahan selanjutnya adalah
perubahan gaya komunikasi dan transparansi. Hal lain yang dapat diamati dari
menteri BUMN ini adalah caranya masuk dan menggali persoalan dengan lebih
seksama. Deteksi persoalan dilakukan melalui proses check,
recheck, dan double check. Dahlan tidak membahas persoalan
di bagian permukaan lagi, tetapi dia mengangkat masalah yang mendasar, akar
permasalahan dari kekarut-marutan di BUMN.
Menurut Abdillah Toha, Dahlan Iskan hadir memecah kebekuan manajemen
pemerintahan yang dianggap kaku serta lamban. Gaya proaktif dan provokatif
Dahlan memang fenomenal. Langgam kepemimpinannya bersifat menggerakkan. Dahlan
juga dipandang memiliki gaya kepemimpinan yang tegas, tetapi luwes. Sosok
Dahlan bertindak penuh antusias, bergairah untuk maju, dan induktif. Dahlan
menyelami segala persoalan dari bawah dan langsung dipecahkan ditempat saat itu
juga. Abdillah juga beranggapan apapun yang dilakukan oleh Dahlan selama ini
bukanlah suatu pencitraan semata. Dahlan tampil apa adanya, tanpa basa basi dan
tanpa beban. Dibenaknya hanya ada satu kata : bekerja. Dia tidak suka pada
teori-teori atau berteori. Setiap langkah dan gerakannya cepat. Fokusnya adalah
solusi serta tantangan ke depan. Dahlan juga bekerja tanpa orientasi materi.
Baginya bekerja adalah ekspresi rasa syukur. Dahlan juga menganggap bahwa
jabatan bersifat profen (duniawi), tidak pantas dipuja atau didewakan. Jabatan
bukanlah segalanya bagi Dahlan. Terakhir, Dahlan mencoba menggunakan pendekatan
corporate untuk membangun Indonesia. Bagi Dahlan ada dua pilar yang dapat
digunakan untuk membangun Indonesia ke depan, yaitu birokrasi dan korporasi.
Karakter birokrasi Indonesia saat ini masih terlihat lamban da kaku. Untuk itu
menurutnya korporasi dapat menjadi pelengkap bagi proses pembangunan Indonesia.
Korporasi mutlak harus bersifat professional dan rasional. Tentu saja tidak
semua pihak menyukai dan menyetujui gaya manajemen Dahlan. Ada yang mengatakan
gaya Dahlan itu norak dan mengabaikan hierarki manajemen. Negara tidak dapat
dikelola dengan instring belaka. Harus ada pertimbangan hati-hati dan mendalam
sebelum keputusan diambil. Mereka yang tidak menyukai Dahlan mungkin berharap
bahwa Dahlaan akan gagal.
Sedangkan menurut Ahmad Jauhari, sepak terjang Dahlan Iskan
mengingatkannya pada sepak terjang Jusuf Kalla yang ketika itu menjabat sebagai
Wakil Presiden dari Susilo Bambang Yudhoyono. Banyak inisiatif yang dilakukan,
berani mengambil terobosan untuk mengatasi kebuntuan dan selalu memiliki alasan
yang kuat dan tidak terbantahkan. Namun keduanya sama-sama memiliki kelemahan,
yaitu menganggap aturan yang ada terlalu membatasi gerak cepat yang mereka
lakukan. Oleh karena itu, mereka sering berupaya untuk “menantang” ketentuan
yang berlaku sebagai suatu belenggu. Bukan hanya jalan told an PLN, banyak
kebijakan Dahlan Iskan lainnya yaitu keputusan untuk menempatkan orang-orang
professional di BUMN dengan membebaskan mereka untuk berani mengambil keputusan
bisnis.
Menurut Arief
Budisusilo, sosok Dahlan Iskan merupakan sosok yang spontan,to the point,
dan pragmatis. Dahlan tidak perllu basa basi dan tidak terlalu berprotokol,
apalagi meliat SOP atau posedur baku. Yang terpenting, semua tindakan konsisten
pada tujuan. Tindakan mantan Direktur Utama PLN itu mencerminkan pribadi yang
mementingkan hasil atau result oriented. Hal ini tercermin saat kekesalan
Dahlan Iskan memuncak karena gerbang tol macet hingga antrian 30 mobil. Dahlan
kesal karena telah berkali-kali mengingatkan manajemen PT Jasa Marga untuk
memperbaiki layanan, namun belum ada perubahan yang signifikan. Dahlan meminta
kepada Jasa Marga agar antrean masuk tol tidak lebih dari lima mobil saja.
Menurut filosofi sederhananya : pelayanan harus baik, apalagi kepada orang yang
mau membayar. Jika dibalik, kepada orang yang mau bayar saja pelayanan tidak
baik, apalagi yang dapat diharapkan untuk dapat melayani dengan baik masyarakat
kecil dan miskin yang tidak punya uangg? Begitulah kira-kira. Namun, bagaikan
kepingan mata logam, ada pihak yang menyukai gaya kepemimpinan yang dilakukan
Dahlan namun ada juga yang tidak menyukainya. Alasan mereka yang tidak menyukai
gaya kepemimpinan Dahlan yaitu karena Dahlan dianggap grusa-grusu dan
bersikap spekulatif atas tindakan yang dilakukannya.
Menurut tulisan Ary Ginanjar Agustian, Dahla Iskan merupakan sosok yang rendah
hati. Hal ini terbukti saat Ary memanggil Dahlan Iskan dengan sebutan “Pak
Menteri”, Dahlan langsung menukas dengan “Nama saya Dahlan Iskan, jangan
panggil daya menteri!”. Perjalanan ke suatu tempat dilakukan tanpa
pengawalan.Bahkan, Dahlan Iskan tidak mau menggunakan fasilitas voorijder
(pembuka jalan). Dalam perjalanan ke luar kota tersebut, rombongan kami bahkan
sempat diminta minggir, mengalah. Ketika acara dimulai bersama jajaran Dirut
BUMN, seperti pada umumnya pembawa acara (MC) membuka acara dengan sambutan
pendahuluan yang penuh basa-basi. Dahlan langsung memotong, “Sudah, langsung
saja apda inti pembicaraan!”. Menurut stafnya, Dahlan Iskan tidak pernah
memfungsikan bel di meja kerjanya untuk memanggil sekertaris. Dia antarkan
sendiri surat-surat yang ditandatangani langsung ke meja sekertarisnya. Cara
komunikasi terus terang, apa adanya, egaliter, dan sangat membuka jalur
komunikasi tentu saja sangat efisien dan cepat serta memudahkan dalam
menyelesaikan berbagai persoalan. Gaya berpakaian Dahlan pun sangat bersahaja,
simple dan efisien. Dalam acara resmi sekalipun, dia tidak mengggunakan dasi
dan jas mahal, cukup kemeja dengan sepatu ketsnya yang membuatnya gesit
bergerak. Apa yang Ary Ginandjar tangkap dan tercermin dari sikap Dahlan Iskan
adalah sebuah pesan tanpa pidato untuk mengikis birokrasi yang mengungkung,
kekakuan yang membeku, dan jalur komunikasi yang tersumbat, yang sesungguhnya
merupakan bagian dari tiga unsure entropi yang melanda negeri ini. Sebuah pesan
dibalik sepatu kets dan kemeja putih. Semua itu bukanlah tontonan unik, tetapi
sebuah pesan untuk jajaran BUMN dan bahkan Negara ini yang sudah lelah dengan
entropi budaya.
Bagi Denny Indrayana, apa yang dilakukan oleh Dahlan Iskan adalah kerja keras
berkualitas yang berpijak pada integritas moralitas. Hal yang sama diperlukan
dalam penegakan hukum. Tidak cukup bermodal intelektualitas, terobosan hukum
progresif harus juga berpijak pada integritas moral. Itulah modal perjuangan
yang melawan mafia hukum, mafia pajak, mafia korupsi, dan mafia narkoba (tugas
yang selama ini coba dijalankan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik).
Dengan demikian, berbagai fitnah tidak akan pernah menyurutkan langkah untuk
terus menciptakan Indonesia yang lebih bersih dari mafia.
Menurut Desmon
Silitonga, agar daya saing BUMN Indonesia semakin meningkat dan dapat bersaing
dengan BUMN asing, selain melalui aksi-aksi korporasi kementerian BUMN tersebut
sejumlah hambatan yang ada di depan mata juga harus segera dibereskan. Pertama, meminimalkan
dampak intervensi politik sehingga keuangan BUMN tidak dijadikan sapi perah
oleh politikus. Inilah salah satu gebrakan yang dijalankan Dahlan Iskan agar
BUMN bersih dari intervensi politik. Kedua, merevisi UU BUMN
agar kementerian BUMN memiliki fleksibilitas dan fokus dalam menjalankan
sejumlah aksi korporasi dan reformasi di tubuh BUMN. Ketiga, membuat
formulasi kebijakan dividen yang lebih rasional sehingga kebijakan dividen
dapat mendukung pertumbuhan dan aksi korporasi BUMN, khususnya di sektor
pertambangan dan perbankan yang membutuhkan permodalan yang kuat.
Menurut Dewa Gde Satrya, Dahlan Iskan merupakan sosok pemerintahan
entrepreneurial. Dengan kemeja khas lengan panjang putih dan sepatu kets, dia
memang fenomenal. Apalagi sejak kepemimpinannya di PLN diapresiasi presiden dan
banyak kalangan masyarakat. Lebih-lebih beliau menghadirkan figure pemerintah
(pelayan publik) yang ramah, professional dan merakyat. Dia juga memiliki
ide-ide kreatifyang mungkin “menerabas” bagi mayoritas birokrat di tanah air.
Menurut pandangan
Hasibullah Sastrawati, Ibu Sri Mulyani dan Dahlan Iskan mempunyai persamaan
yang sangat mirip, yaitu sama-sama menteri yang dianggap bersih, sama-sama
menjadi korban manuver politisi Senayan, dan sama-sama dianggap pantas untuk
menjadi presiden ke depan. Kini Dahlan Iskan juga dikenal sebagai sosok yang
bersih dan pekerja keras menghadapi manuver politik yang kurang lebih sama dari
politisi Senayan. Sebagaimana yang pernah dialami Ibu Sri Mulyani, Dahlan Iskan
tidak menutup kemungkinan akan menjadi tumbal berikutnya dari permainan
politik haditsul ifki (berita bohong). Dahlan Iskan sejauh ini
telah menampakkan pola kepemimpinan yang relevan dan konstektual dengan akutnya
persoalan-persoalan yang ada. Sejatinya semua pihak mendukung sosok pekerja
keras, bersih dan tulus seperti Dahlan Iskan, terutama dalam menghadapi
permainan politik haditsul ifki. Jika tidak, bukan tidak mungkin
Dahlan Iskan akan “dikubur” ditengah jalan demi kepentingan-kepentingan politik
yang bersifat pragmatis.
Muhadjir Effendi menjelaskan, sosok Dahlan Iskan adalah sosok yang cerdas dan
memiliki naluri untuk mau bekerja keras. Dia mencari dan menulis berita
sendiri, dicetak (distensil) sendiri, kemudian diedarkan sendiri. Dia biasa
menulis tanpa draf dan tanpa diedit. Diusianya yang sudah berkepala enam,
sekarang ini Pak Dahlan seperti terlahir kembali. Dia menjadi semakin agamis
dan altruis. Dia juga mengalami proses dekonstruksi diri : dari seorang
wartawan yang biasa memburu pejabat menjadi pejabat yang diburu wartawan,
dari news writermenjadi news maker, dari seorang
pekerja media massa menjadi salah seorang yang mengendalikan media massa
terbesar di Indonesia, dengan 180 lebih jaringan penerbitan dan puluhan media
televisi. Sebagai pejabat Negara, dia harus beradaptasi diri dengan kultur
birokrasi yang membuat dirinya mau tidak mau harus meninggalkan, setidaknya
mengurangi gaya penampilan yang anything goes, yang selama ini
dinikmatinya.
Sirikit Syah menceritakan bagaimana seorang Dahlan Iskan mampu menyelamatkan
Koran Jawa Pos. Dahlan Iskan merupakan insane pers yang gigih, jujur, arif dan
bertanggung jawab. Dahlan memulai karier jurnalistik dari sebuah majalah kecil
di Samarinda, kemudian magang di majalah Tempo yang berada di
Jakarta. Kemudian Dahlan dipindah ke Jawa Pos, koran kecil dengan Sumber Daya
Manusia dan capital yang sangat minim. Saat itu Koran Jawa Pos masih
dikategorikan sebagai koran kecil karena hanya mencetak 6.000 ekslempar saja
ketika para kompetitornya sudah mencetak lebih dari 100.000 ekslempar. Dahlan
lah yang memimpin dan mengelola Jawa Pos bahkan ketika Jawa Pos mengalami
kesulitan dan terancam gulung tikar. Dahlan mencoba memutar otak dan mencari
jalan keluar atas masalah yang membelenggu Jawa Pos. Dia mencoba mengumpulkan
istri para karyawan dan memberdayakan mereka. Istri-istri karyawan Jawa
Pos-termasuk istrinya, diajak agar menjadi agen pemasaran. Strategi Dahlan ini
tentu mendapat protes dari para istri, namun Dahlan memberikan penjelasan dari
berbagai sudut pandang agar strategi dan idenya dapat diterima oleh semua
pihak. Berkat kegigihan Dahlan dan kerejasama yang baik antar istri karyawan,
pada masa itu Jawa Pos dapat menandingi koran sekelas Surabaya Pos yang saat
itu merupakan koran yang paling banyak mencetak berita. Dengan tertandingnya
Surabaya Pos, Dahlan disebut-sebut sebagai orang yang menyebabkan runtuhnya
Surabaya Pos. Padahal menurut Sirikit, bukan Dahlan yang meruntuhkan Surabaya
Pos. Tapi awak Surabaya Pos lah yang menganggap remeh kompetitor. Melalui Jawa
Pos, Dahlan Iskan mampu membangun konglomerasi media terbesar di Indonesia.
Isi Buku
Isi buku secara
keseluruhan memberikan gambaran mengenai sosok Dahlan Iskan dari berbagai sudut
pandang. Selain itu, berbagai hal penting dalam buku ini yaitu mengenai
kekaguman, harapan dan saran yang mengenai Dahlan Iskan, yang diharapkan mampu
membawa perubahan dalam pemerintahan Indonesia. Beberapa poin penting tersebut
yaitu adalah :
1.
Kekaguman atas keputusan Dahlan Iskan untuk menempatkan orang-orang
professional di BUMN dan membebaskan mereka untuk berani mengambil
keputusan bisnis.
2.
Atas beberapa tindakan yang sudah dilakukan oleh Dahlan Iskan, beberapa
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggalang dukungan untuk meloloskan
penggunaan hak interpelasi terhadap Menteri BUMN Dahlan Iskan.
3.
Terobosan kepemimpinan Dahlan Iskan terbukti secara perlahan mampu
menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Persoalan listrik tampak
mengalami perbaikan dan pembenahan adalah salah satu bukti nyata dari
efektivitass kepemimpinan ala Dahlan Iskan.
4.
Terdapat empat pelajaran penting dan sangat bermanfaat untuk pengemabangan
diri dari sosok Dahlan Iskan. Pertama, pelajaran tentang antusiasme. Kedua,
pelajaran tentang cara menyederhanakan masalah. Ketiga, Dahlan Iskan hobi
mendengarkan pendapat orang lain. Keempat, pelajaran tentang transformasi
semangat.
5.
Dahlan tidak suka pada teori-teori atau berteori. Setiap langkah dan
gerakannya cepat. Fokusnya adalah solusi serta tantangan ke depan. Semua pihak,
termasuk bawahan yang terkait dengan persoalan diajak berpikir dan bertindak
solusi-kreatif. Dialog terbuka dan terjun langsung merupakan metode
andalannya.
6.
Tidak semua pihak menyukai dan menyetujui gaya manajemen Dahlan. Ada yang
mengatakan gaya Dahlan itu norak dan mengabaikan hierarki manajemen. Negara
tidak dapat dikelola dengan insting balaka. Harus ada pertimbangan hati-hati
dan mendalam sebelum keputusan diambil. Mereka yang tertabrak aksi-aksi Dahlan
mungkin saja berharap Dahlan gagal.
7. Prinsip Dahlan, jika Anda ingin mengubah sesuatu, Anda harus siap
menghadapi penentang. Orang-orang yang merasa terganggu karena perubahan itu
perubahan itu disebabkan mereka kurang kompeten, tidak ingin berubah, mempunyai
kepentingan pribadi yang ingin dilindungi, atau mereka ingin mengintervensi
sesuatu tanpa perlu bertanggung jawab.
8. Dahlan adalah orang yang cepat dan tegas dalam memutuskan. Banyak diantara
kita yang dalam memutuskan sesuatu sering dihadapkan pada keraguan. Keraguan
tersebut muncul, utamanya, karena kita takut salah. Memang resiko kesalahan itu
selalu ada dan itu akan membawa efek negatif. Namun, menunda keputusan juga
pasti punya efek negative. Dan Pak Dis lebih mengambil keputusan yang cepat.
9. Sejak kepemimpianan Dahlan Iskan selaku direktur utama PLN, PLN sekarang
berani dan sanggup menetapkan standar waktu maksimal bagi perbaikan listrik
yang padam.
10. Dahlan tidak perlu marah setiap hari kepada 141 manajemen BUMN. Selain
tidak produktif kini bukan era yang kepemimpinan yang harus selalu marah, baru
kemudian pekerjaan selesai. Manajemen cukup diberi indicator keberhasilan
operasional, di review secarar berkala, lalu dilaporkan agar dapat memperbaiki
yang kurang.
11. Sejumlah masalah masih melilit BUMN, khususnya mengenai penerapan tata
kelola (good governance). Masih banyak BUMN yang tidak dijalankan dengan
visi dan prinsip-prinsip korporasi yang harus berorientasi profit dan dikelola
dengan manajemen yang efisien, efektif, dan modern. Masih ada sejumlah BUMN
yang mencatatkan kinerja keuangan yang merugi.
12. Untuk menyelesaikan masalah BUMN. Dahlan Iskan memangkas waktu rapat hingga
50% seingga manajemen akan lebih fokus untuk bekerja.
13. Saat menjadi manajer Persebaya, Dahlan juga sangat egaliter dengan
menjunjung tinggi semangat kebersamaan dalam tim. Kendati memiliki kewenangan
yang besar di Persebaya, Dahlan tidak serta merta bersikap arogan dan otoriter.
Itulah yang memuat kepengurusan Persebaya kala itu sangat aspiratif. Bahkan
dalam beberapa kali rapat, Dahlan tidak keberatan kalu idenya tidak terpakai
jika kalah bagus dengan ide pengurus lain.
14. Jika diibaratkan air, Dahlan bukan air biasa yang mengalir ke daratan yang
lebih rendah. Dalam hal tertentu, dia mengalir ke atas, ibarat lidah ombak
menyapa karang. Bagi dia, siang dan malam sama saja. Kerja dan kerja.
15. Semangat hidup Dahlan itu dapat kita lihat saat dan sesudah “turun mesin”
(ganti hati) guna menyambung nyawa di rumah sakit Di Yi Zhong Yi Yuan (First
Centre Hospital) Tianjin, Cina. Sikap pantang menyerah Dahlan terekam dalam
serial tulisannya yang dimuat di Jawa Pos yang kemudian
dibukukan itu. Siapa pun, yang membaca catatan ingatan, perasaan, penyesalan,
kelembutan, ketegaran, cinta, kekuatan, kerapuhan, kesadaran, dan kewirausahaan
Dahlan Iskan, dijamin berlinang air mata. Air mata kegembiraan, perasaan
syukur, dan kesedihan sekaligus.
E. Penyajian Isi Buku
1. Buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” tidak disajikan dalam suatu karangan
biografi runtun per-bab. Buku ini disusun berdasarkan tulisan beberapa penulis
mengenai penilaian mereka tentang sosok Dahlan Iskan yang mereka kenal.
Sehingga buku ini disajikan persatu tulisan penulis, dilanjutkan dengan penulis
lain. Setidaknya, didalam buku ini terdapat 34 (tida puluh empat) tulisan
mengenai sosok Dahlan Iskan. Tiga puluh empat tulisan itu adalah :
· Dahlan Iskan : Independensi Media Lebih Besar daripada Saya
· Taufik Lamade : Jawa Pos dan Pak Dahlan
· Moh. Mahfud M.D : Dia itu Patut Dipanggil Dahlan Iskan Al Daakhil
· Sirikit Syah : Antara Jawa Pos dan Surabaya Pos
· Muhadjir Effendi : Seperti menyaksikan Dahlan Muda
· Rhenald Kasali : Leadership Style
· Ahmad Djauhar : Dulu Kalla, Sekarang Iskan
· Hasibullah Satrawi : Pelopor Kepemimpinan Konstektual
· Suwarno : Barack Obama, Dahlan Iskan dan Mobil Listrik
· Suwondo : Pelajaran dan Antusiasme
· Abdillah Toha : Langkah Dahlan Iskan
· Owen Podger : Howard Gardner dan Dahlan Iskan
· Ary Ginandjar Agustian : Melawan Entropi Budaya
· Linda Djalil : Menteri BUMN. Sepatu Kets, dan Air Mata
· Lukito Edi Nugroho : Keputusan Penting Hitungan Menit
· Rhenald Kasali : Lari Kencang Menteri Dahlan
· Reza Indragiri Amriel : Balasan SMS yang Saya Kirim
· Dewa Gde Satrya : Ngamuknya Pak Dahlan
· Arief Budisusilo : Amuk Dahlan Iskan, Just Do It!
· Effnu Subiyanto : Pesan dari Pintu Tol
· Desmon Silitonga : Gebrakan Tata Kelola BUMN
· Amalia E. Maulana : Persoalan di Bawah Karpet BUMN
· Denny Indrayana : Dahlan Iskan Terobosan Hukum Moralitas
· Sudjito : Hukum, Dahlan dan DPR
· Soebodro : Terbiasa Terlelap di Mes Persebaya
· Rosdiansyah : Dahlan dan Aktivis Mahasiswa
· Saifullah Yusuf : Menulis yang Dikerjakan, Mengerjakan yang Ditulis
· Errol Jonathans : Rahasia Dahlan Menulis Tanpa Henti
· Sujiwo Tedjo : Wawancara Limbuk – Dahlan Iskan
· Djoko Pitono : Saya kan Ingin Teman Saya Maju
· Amang Mawardi : Rakyat!
· J. Sumardijanta : Miskin Bertabat, Kaya Bermanfaat
· Karim Raslan : Dahlan Iskan yang Saya Kenal
· Zainal Arifin Emka : Apa Adanya Dahlan Iskan
2. Dikarenakan buku ini merupakan tulisan dari beberapa penulis mengenai
penilaian mereka tentang sosok Dahlan Iskan, maka sering terjadi pengulangan
cerita atau pembahasan. Pembuktian atas pengulangan cerita atau pembahasan :
· Pada tulisan Arief Budisusilo : Amuk Dahlan Iskan, Just Do It!
“Dahlan merasa kesal karena antrean pintu
tol yang hendak dilaluinya begitu panjang, lebih dari 30 mobil. Kemudian, bos
segala bos BUMN itu pun turun dari mobilnya, membuang kursi di ruangan yang
tidak dijaga oleh petugas. Dia lantas mengizinkan mobil-mobil yang antre
melewati dua pintu di gerbang tol Semanggi yang tidak dijaga petugas.” (Inilah
Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 126)
· Pada tulisan Effnu Subiyanto : Pesan dari Pintu Tol
“Menteri BUMN Dahlan Iskan benar-benar
fenomenal, spontanitas dan apa adanya. Melihat pintu tol yang macet, dia
spontan marah bahkan mengamuk. Dia langsung turun dari mobil, membuka pintu
tol, lalu membiarkan mobil melintas dengan gratis untuk mengurai kemacetan.
Kemarahan spontanitas itu terjadi karena dia berkali-kali memperingatkan PT
Jasa Marga, pengelola tol, bekerja keras. Kalu bisa, cukup lima mobil yang
mengantre di pintu tol. Jadi antrean tidak mengular hingga 30 mobil. Apalagi
penyebabnya adalah petugas yang terlambat datang.” (Inilah Dahlan Itulah Dahlan
: 2012 : 132)
3. Pengembangan paragraf yang dilakukan menggunakan berbagai macam jenis
paragraf. Seperti argumentasi, deskripsi, dan narasi.
· Paragraf argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraph yang
isinya meyakinkan pembaca sehingga pembaca menerima gagasan penulis. Pembuktian
penggunaan paragraf argumentasi dalam buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” yaitu
sebagai berikut :
“Saya bersepakat dengan pernyataan dia
(Dahlan Iskan) bahwa 80% persoalan di BUMN terjadi karena tidak kompaknya para
direksi. Semua punya agenda sendiri, berpolitik, main backing dan
mencari celah untuk menjadi direktur utama dengan menggulingkan pejabat lama.
Tujuan perusahaan menjadi nomer sekian puluh. Ini adalah persoalan internal
branding. Branding diangggap pekerjaan divisi pemasaran. Padahal, branding adalah
bagian penting dari pekerjaanchairman. Brand adalah
asset terbesar perusahaan yang harus dijaga dan dikelola. Persoalan dimulai
dari chairman yang tidak mengerti apa arti branding yang
sebenarnya. Internal branding masuk dalam kategoricontrollable factor
yang lebih cepat dan mudah dicapai dalam tahapbranding. Perusahaan lebih
terrpancing untuk berfokus pada external branding yang
bersifat uncontrollable, yang lebih sulit dikendalikan.” (Inilah
Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 144-145)
· Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang
isinya menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa dengan kata-kata sehingga
para pembaca seolah-olah merasakan, melihat, mendengar dan mengalami langsung
keadaan atau peristiwa tersebut. Pembuktian penggunaan paragraf deskripsi dalam
buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” yaitu sebagai berikut :
“Dia (Dahlan Iskan) hadir memecah kebekuan
manajemen pemerintahan yang dianggap kaku serta lamban. Gaya proaktif dan
provokatif Dahlan memang fenomenal. Langgam kepemimpinannya bersifat
menggerakkan. Dahlan juga dipandang memiliki gaya kepemimpinan yang tegas,
tetapi luwes. Sosok Dahlan bertindak penuh antusias, bergairah untuk maju, dan
induktif. Dahlan menyelami segala persoalan dari bawah dan langsung dipecahkan
ditempat saat itu pula. Dengan spirit antusiasme tersebut, Dahlan bertindak
cepat. Dia berusaha memecahkan masalah secara utuh berbasis kepentingan publik.
Dalam konteks inilah simpati masyarakat secara spontan kerap muncul. Pelbagai
kebiasaan dan terobosannya yang khas, sejak menjaddi direktur utama PLN hingga
kini menteri BUMN, sering menghiasi ruang publik.” (Inilah Dahlan Itulah Dahlan
: 2012 : 73-74)
· Paragraf narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang
isinya menceritakan masalah atau suatu peristiwa, sehingga pembaca dapat
terhibur atau terharu terhadap masalah atau peristiwa yang terjadi. Pembuktian
penggunaan paragraf narasi dalam buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” yaitu
sebagai berikut:
“Dahlan Iskan bergerak terus. Sakitnya
yang menahun, yang sempat sangat serius ditangani, nyatanya tidak menjadi
penghalang bagi semangatnya yang senantiasa menggebu-gebu. Dia tidak malu-malu
membeberkan dalam cerita bersambung di media, beberapa tahun lalu, tentang
perjuangan melawan penyakitnya. Pria yang ulang tahunnya tiap tahun dimeriahkan
saat berkibarnya bendera Merah Putih di seluruh negeri ini (lahir 17 Agustus
1951) adalah pemilik surat kabar raksasaJawa Pos.” (Inilah Dahlan Itulah
Dahlan : 2012 : 91)
4. Dalam buku ini disajikan pula data-data yang relevan dan akurat. Data
tersebut selain untuk memperkuat penyataan penulis, juga menambah wawasan bagi
pembaca. Pembuktian penggunaan data akurat dan relevan buku “Inilah Dahlan
Itulah Dahlan” yaitu sebagai berikut :
“Dengan total asset 2010 mencapai Rp.
2.500 triliun dengan pendapatan dan laba bersih masing-masing Rp. 1.124,33
triliun dan Rp. 95,30 triliun kontribusi BUMN sebagai lokomotif pertumbuhan
ekonomi domestik belum terlalu maksimal. Hal ini dapat dilihat dari minimnya
kontribusi deviden terhadap keuangan Negara yang hanya berkisar Rp. 26-30
triliun. Dengan asset yang besar dan menguasai berbagai sektor ekonomi, peran
BUMN dalam penyerapan tenaga kerja juga belum terlalu maksimal.” (Inilah Dahlan
Itulah Dahlan : 2012 : 140)
5. Selain didukung oleh data-data yang relevan dan akurat, penulis juga
menjelaskan mengenai beberapa istilah politik yang digunakannya. Penjelasan ini
membuat pembaca semakin memahami maksud dan tujuan penulis. Pembuktian dalam
buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” yaitu sebagai berikut :
“Inilah yang penulis sebut sebagai
politik haditsul ifki. Secara kebahasaan,haditsul ifki berarti
berita yang najis, berita menjijika, atau berita bohong. Dalam khazanah
keilmuan Islam, haditsu ifki sangat popular, khususnya dalam
kitab-kitab hadist. Haditsul ifki merupakan salah satu
‘skandal politik’ terberat yang harus dihadapi Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Sebab, haditsul ifki dianggap melibatkan keluarga Nabi, yaitu
Siti Aisyah, para sahabat, dan keluarga Madinah pada umumnya.” (IInilah Dahlan
Itulah Dahlan : 2012 : 49-50)
6. Terdapat penggunaan perumpaan yang dilakukan oleh salah satu penulis dalam
mengemukakan pendapatnya mengenai sosok seorang Dahlan Iskan. Pembuktian
penggunaan perumpamaan dalam buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” yaitu sebagai
berikut :
“Argo Bromo Anggrek dari Jakarta saat itu
belum tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya. Kabarnya, di Benowo lokomotifnya
bermasalah, menunggu lokomotif pengganti. Namun, di ruas Juanda ke Sidoarjo
dekat rel perlintasan Aloha, Limbuk sudah memergoki Mas Dahlan Iskan.
‘Hubungannya apa antara Argo Bromo Anggrek belum sampai Pasar Turi kemudian di
tempat yang tidak ada hubungannya, Aloha, Limbuk bertemu dengan Pak Menteri?’
tanya panokawan Gareng ke adiknya, Bagong. ‘Ya, apakah semua di ala dunia ini
harus punya hubungan? Contoh, aku kemarin ketinggalan mobil angguna di Bungur
dan Joyoboyo tetapi Presiden SBY tidak ketinggalan mobil kepresidenan. Kalimat
itu tidak ada hubungannya, tetapi sah-sah saja kan?” (Inilah Dahlan Itulah
Dahlan : 2012 : 192-193)
7. Tidak terdapat glosarium dalam buku Inilah Dahlan Itulah Dahlan. Padahal
dalam beberapa bab terdapat banyak penggunaan istilah asing ataupun istilah
khusus.
8. Terdapat identitas dan penjelasan singkat tentang keseluruhan penulis dan
penyusun buku Inilah Dahlan Itulah Dahlan. Penjelasan hanya sekedar menjelaskan
status jabatann ataupun apa hubungannya dengan Dahlan Iskan.
9. Terdapat quotes pada setiap halaman mengenai penekanan
kata-kata penting yang mendeskripsikan sosok Dahlan Iskan.
F. Penggunaan Bahasa
1. Buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” telah memenuhi kaidah-kaidah penulisan
yang benar, baik dari penggunaan EYD maupun penggunaan tanda baca. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya penulisan cetak miring untuk setiap istilah
asing. Dengan bukti sebagai berikut :
“Memimpin BUMN yang saat ini berjumlah 141
perusahaan bukanlah perkara mudah. Sejumlah masalah masih melilit BUMN,
khususnya mengenai penerapan tata kelola (good governance).” (Inilah
Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 135)
2. Tidak terdapat footnote atau catatan kaki untuk
menjelaskan arti kata sulit/istilah asing. Misalnya terdapat banyak istilah
asing seperti : force majeur, synchronizer & resource
allocator , window dressing, moral hazard dan commercial
paper. yang tidak diberikan penjelasan lebih rinci mengenai istilah
tersebut. Dengan pembuktian sebagai berikut :
“Entah manajemen MNB menggunakan model
manajemen yang mana. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya dalam kelompok. Sikap window dressing yang
dipaksakan tersebut adalah kejahatan korporasi. Cara-cara moral hazard berlangsung
dan baru terbongkar saat diterbitkan commercial paper Rp. 1,2
triliun yang ternyata palsu. JORR-S kini, secara hukum, menjadi objek perbuatan
pidana yang disebabkan MNB.” (Inilah Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 133-134)
Dalam pengertian pasar
modal, akuntansi dan keuangan, window dressing diartikan
sebagai suatu rekayasa akuntansi sebagai upaya menyajikan gambaran keuangan
yang lebih baik daripada yang dapat dibenarkan menurut fakta dan akuntansi yang
lazim. Sementara itu, moral hazard adalah perilaku seseorang saat
resiko akibat tindakannya ditanggung oleh pihak lain, bukan dia sendiri.
Sedangkan commercial paper pada dasarnya merupakan surat
kesanggupan yang tidak disertai dengan jaminan, yang diterbitkan oleh
perusahaan untuk mendapat dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam
pasar uang.
3. Pada beberapa bab, pembahasan antara satu paragraf dengan paragraf lain
tidak berkesinambungan sehingga menimbulkan kerancuan. Dengan pembuktian
sebagai berikut :
“Sebagai mantan aktivis yang telah menjadi
professional serta memiliki jejaring sangat luas, tentu Dahlan juga membaca
cermat tanda-tanda zaman (zeitgeist) ini. Demo gratisasi dan reformasi
politik serta hukum tidak dapat dielakkan. Desakan yang kuat dari arus bawah
meletup dimana-mana.
Kompleksitas
krisis 1997-1998 memang luar biasa. Nilai tukar rupiah atas dolar AS yang terus
jatuh justru membuat mereka yang berduit lebih suka membeli dolar daripada
memegang rupiah. Harga semua barang kebutuhan yang digantungkan pada kurs
terhadap dolar AS melambungn tinggi dalam rupiah. Dampak krisis juga memukul
bisnis pers. Dahlan menunjukkan kepiawaiannya sebagai professional yang juga
mantan aktivis. Dia melakukan penghematan sekaligus menccermati perkembangan
krisis.” (Inilah Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 170)
G. Evaluasi Akhir
1. Keunggulan Buku
Beberapa keunggulan dari buku Inilah
Dahlan Itulah Dahlan yaitu sebagai berikut :
a. Pembahasan dalam setiap bab-nya sangat menarik. Hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan sudut pandang penulis dalam menilai sosok Dahlan Iskan.
b. Narasumber di setiap bab pembahasan merupakan orang-orang yang sangat dekat
dan berhubungan dengan Dahlan Iskan, misalnya Mahfud M.D dan Errols Jonathans.
Sehingga informasi yang diuraikan narasumber mengenai bagaimana pandangannya
terhadap Dahlan Iskan dapat dipercaya.
c. Buku ini membahas secara lengkap sepak terjang seorang Dahlan Iskan yang
tidak diberitakan oleh media selama ini.
d. Dapat memotivasi pembacanya dengan membaca perjalanan hidup Dahlan Iskan
serta mengetahui nilai-nilai luhur yang dimilikinya.
e. Menambah khazanah pengetahuan pembaca tentang pemerintahan dan dunia
politik.
2. Kelemahan Buku
Beberapa keunggulan dari buku Inilah
Dahlan Itulah Dahlan yaitu sebagai berikut :
a. Penilaian mengenai sosok Dahlan Iskan yang diuraikan oleh narasumber rentan
akan unsur subjektivitas.
b. Gaya bahasa yang digunakan sulit untuk dimengerti dan terkadang menimbulkan
kerancuan.
c. Beberapa paragraf yang tidak berkesinambungan dapat menyebabkan pembaca
menjadi bingung.
d. Pemilihan kata yang kurang tepat dan keputusan tidak membuat footnoteatau
glosarium dapat menyebabkan pembaca tidak mengetahui maksud penulis.
e. Perumpamaan yang dilakukan oleh penulis ada suatu bab kurang efisien.
Dikarenakan tidak semua pembaca dapat menafsirkan secara benar maksud dan
tujuan penulis.
f. Pengulangan topik dan pembahasan sangat rentan membuat pembaca menjadi
jenuh dan bosan.
3. Manfaat untuk Pembaca
Dengan membaca buku Inilah Dahlan Itulah
Dahlan, manfaat yang dapat diambil yaitu :
1. Lebih memahami secara dalam tentang sosok Dahlan Iskan yang terkenal
sebagai Bos Jawa Pos, Direktur Utama PLN dan pernah menjadi Menteri BUMN pada
masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
2. Pelajaran hidup dari perjalanan hidup yang pernah dialami oleh Dahlan
Iskan.
3. Meningkatkan motivasi diri dengan melihat perjuangan hidup Dahlan Iskan.
4. Menyelesaikan masalah dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda,
seperti yang dilakukan oleh Dahlan Iskan dalam menghadapi masalah-masalah yang
dihadapinya.
5. Dapat menjadikan Dahlan Iskan sebagai sosok tauladan karena terobosan dan
pemikiran-pemikirannya yang sangat berpengaruh bagi kemaslahatan banyak orang.
6. Dapat mengetahui bagaimana kriteria pemimpin yang ideal.
7. Menambah pengetahuan tentang pemerintahan dan dunia politik.
H. Kesimpulan
Dahlan Iskan lahir dari
keularga yang sangat sederhana kini menjadi orag yang sangat berpengaruh di
Indonesia. Semangat juangnya yang tinggi mengantarkannya pada kesuksesan
memimpin Koran Jawa Pos, kemudian suksen memimpin PLN hingga terpilih menjadi
Menteri BUMN pada masa pemerintahan Presiden SBY.
Buku Inilah Dahlan
Itulah Dahlan yang disusun oleh Taufik Lamade dan Rohman Budijanto mnceritakan
sepak terjang sosok Dahlan Iskan menurut sudut padang 34 penulis. Buku ini
sangat patut diapresiasi. Buku ini merupakan bacaan ringan namun sangat
“berisi”, mengupas secara lengkap dan jelas sosok Dahlan Iskan yang selama ini
tidak pernah dipublikasikan oleh media. Hasil akhirnya adalah pembaca dapat
mendapatkan manfaat dan banyak pelajaran hidup dari seorang sosok Dahlan Iskan.